Minggu, 01 Juni 2008

DOA ROSARIO

Bulan Mei dan Oktober bagi kita adalah bulan ROSARIO. Mengapa kita berdoa rosario? Doa ini sudah didoakan gereja pada milenium kedua dengan tiga peristiwa gembira, sedih dan mulia dan pada milenium ketiga ini Bapak Paus Yohanes Paulus II menambahkan satu peristiwa yaitu peristiwa terang atau cahaya. Semua peristiwa berfokus pada peristiwa Yesus.
Dalam doa rosario kita mendoakan 50 Salam Maria. Melalui limapuluhan Salam Maria menggambarkan bahwa rosario memang berciri khas Maria. Rosario dalam hal ini adalah gema dari doa Maria:îAku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanMuî (Luk. 1:38). Rosario adalah Magnificat abadi untuk memuji karya inkarnasi yang menyelamatkan, yang dimulai dari rahim Maria yang tetap perawan (bdk. 1:46-55). Melalui rosario setiap orang kristiani berguru di sekolah Maria: Mereka dilatih untuk menatap keindahan wajah Kristus dan mengalami kedalaman kasih-Nya. Sehingga sebagaimana Maria yang taat kepada kehendak Bapa mau melebur dan mau berpartisipasi dengan penuh tanggung jawab akan karya penyelamatan. Melalui sekolah Maria kita diajarkan pula bagaimana mengambil sikap dalam seluruh peristiwa baik gembira, sedih, terang dan mulia. Karena itu berkat doa rosario kaum beriman menerima rahmat berlimpah lewat tangan Bunda Penebus sendiri.
Namun di lain sisi sebenarnya doa rosario adalah doa yang Kristosentris yang bersifat kontemplatif. Melalui butir-butir sederhana doa rosario menampilkan inti amanat Injil dimana fokus utama sejarah keselamatan adalah Yesus sendiri. Hal ini dapat kita lihat dalam peristiwa-peristiwa doa rosario yang berfokus pada karya keselamatan Yesus yang diutus oleh Bapa dalam Roh Kudus melalui seorang perawan yang dipilih Allah bernama Maria.
Rosario yang bersifat kontemplatif tersebut merupakan salah satu sarana tradisional doa kristiani yang diarahkan kepada kontemplasi wajah Kristus. ìSebagai doa Injil, yang dipusatkan pada misteri inkarnasi yang menyelamatkan, rosario adalah doa yang memiliki orientasi kristologis yang gamblang, (Paulus VI) Unsurnya yang paling khas adalah pendarasan Salam Maria secara berantai yang bertujuan memuji tanpa henti kepada Kristus yang menjadi puncak baik dari kabar malaikat maupun dari salam Elisabeth:îTerpujillah buah tubuhmuî (Luk 1:42).
Lima puluhan pertama, peristiwa-peristiwa gembira menggambarkan tentang sukacita yang memancar dari peristiwa inkarnasi, Hal ini tampak dalam peristiwa pertama, Maria menerima kabar gembira dari malaikat. Dalam hal ini jelas Maria mendapat undangan mesianis. Malaikat Gabriel berkata::îSalam, hai engkau yang penuh rahmat, Tuhan sertamuî. (Luk 1:28) atau dengan kata lain:îbersukacitalah Mariaî sebab engkau telah dipilih Allah untuk menjadi Bunda Allah. Hal ini dikuatkan lagi dengan pertemuan Maria dengan Elizabeth yang mengatakan:îDiberkatilah engkau di antara semua perrempuan dan diberkatilah buah rahimmuî (Luk 1:43a).
Sukacita merupakan kata kunci perjumpaan Maria dengan Elizabet sekaligus juga sukacita merupakan kegembiraan seluruh Betlehem (Luk. 2:10) ketika para malaikat mewartakan kabar kelahiran Kristus.Berawal dari berita gembira kita sebagai geraja ingin merenungkan peristiwa ìgembiraî yang berarti menyelami sumber utama dan makna teralam sukacita kristiani bahwa Yesus, Sang Juruselamat kita telah lahir. Dalam peristiwa ini Maria menuntun kita menemukan rahasia sukacita kristiani khususnya pada masa kanak-kanak Yesus.
Limapuluhan kedua, kita diajak untuk merefleksikan Yesus yang memulai karya-Nya di Galilea melalui peristiwa terang. Berawal dari peristiwa (1) Yesus dibaptis di Sungai Yordan (Luk 3:21-22) kita diajak untuk melihat terang selalu hadir dalam kehidupan Yesus yang dilanjutkan dengan (2) Yesus menyatakan diri-Nya dalam pesta perkawinan di Kana (Yoh 2:1-11); (3) Yesus memberitakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan (Mk 1:15), (4) Yesus menampakkan kemuliaan-Nya (Luk. 9:28-36 kh:35) dan (5) Yesus menetapkan Ekaristi (Yoh 13:2-36; Luk 22:14-20//Mat14:12; Mat 26:17) sebagai ungkapan sakramental misteri paskah. Melalui peristiwa ini kita diajak untuk merenungkan perista pewahyuan Kerajaan Allah yang kini tampak dalam pribadi Yesus. Dalam peristiwa ini peranan Maria hanya tampak dalam perkawinan di Kana. Tetapi sesungguhnya Maria sungguh terlibat dalam semua peristiwa terang karena ia dinaungi oleh Roh Kudus yang memberi terang dan sekaligus adalah Terang itu sendiri.
Limapuluhan ketiga, Peristiwa Sedih menggambarkan bagaimana Yesus tampil dalam misteri kesengsaraanNya. Dari awal, kesalehan kristiani, khususnya dalam devosi Jalan Salib Masa Prapaskah, telah dipusatkan sengsara Kristus. Doa rosario memilih peristiwa sedih untuk mengudnang kita melihat betapa kasih yang mengalir adalah kasih yang penuh pengurbanan. Dan hal ini dijalankan Yesus. Urutan dimulai dengan (1) peristiwa di Taman Getsemani (Luk 22:39-46); di sini Yesus mengalami sakrat maut menghadapi kehendak Bapa, dimana kelemahan manujsia tergoda untuk meberontak. Dan harga kepatuhan kepada kehendak Bapa ini menjadi jelas dalam (2) peristiwa Yesus didera (Yoh 19:1), (3) Yesus dimahkotai duri (Yoh 1(;2-3), (4) Yesus memanggul salib-Nya ke gunung Kalvari (Luk 23:26-32) dan (5)Yesus wafat di salib (Luk 23:44-49). Peristiwa sedih membantu kita menghayati kematian Yesus, berdiri di kaki salib di samping Maria, masuk brsama Maria ke lubuk kasih Allah bagi manusia dan emngalami seluruh kuasa Allah yang memberi kehidupan.
Limapuluhan keempat, Peristiwa Mulia. Dalam peristiwa mulia ini kita diajak untuk menerungkan iman kita berdasar Yesus yang wafat, Yesus yang bangkit, Yesus yang menyelamatkan (mysterium fidei) atau yang kita kenal dengan istilah kerygma kristiani. Peristiwa ini menggambarkan kasih Allah yang nyata yang ingin mengubah manusia menjadi manusia baru melalui kebangkitan Yesus Putera-Nya. Dalam hal ini peristiwa mlia menuntun umat beriman menuju kebahagiaan eskatoligis dengan harapan yang makin besar: kita menuju Allah yang menyelamatkan (Shalom). Peristiwa tersebut diawali dengan Yesus bangkit adi kematian (Luk 24:1-12); (2) Yesus naik ke surga (Luk 24:50-53); (3) Roh Kudus turun atas para Rasul (Kis 2:1-13); (4) Maria diangkat ke surga (1 Kor 15:33; DS 3903); (5) Maria dimahkotai di surga (Why 12:1; DS 3913-3917)
Selamat menikmati bulan Maria dalam rosario. Marilah kita pergi kepada Yesus melalui Maria. (per Mariam ad Iesum).

Damai Kristus,
† Rm.Hubert Hady Setiawan Pr.

Tidak ada komentar: